Kedua, jati ~ jaga hati. Menjaga hati artinya membentengi hati dengan iman-taqwa dan menjauhkan diri dari penyakit hati.

Benteng iman dan taqwa perlu dikuatkan kembali bahwa sebaiknya kita menjauhi segala yang dilarang-Nya dan menjalankan segala yang diperintahkan-Nya. Manusia tidak pernah luput dari futur, maka mari senantiasa berdoa agar kita diistiqomahkan di jalan taqwa dan ditiadakan kelak di atas tauhid dan husnul khotimah. Aamiin.

Berkaitan dengan penyakit hati. Hati adalah bagian yang mewakili sekujur tubuh. Diriwayatkan dalam HR.Bukhari: “Jika dia baik maka baik seluruhnya, tetapi jika dia buruk maka buruklah seluruhnya. Ketahuilah bahwa hal itu adalah hati.”

Pada era serba digital, di mana socmed menjadi rajanya zaman. Itu bisa menjadi media wabah penyakit hati. Misal begini, “Ah, aku mau upload foto piala di facebook dulu. Kemarin kan baru dapet juara satu. Biar semua orang tahu. Biar gue dipuji sama si anu, si ini. Kan gue memiliki kelebihan daripada si anu. Lumayan bisa maju selangkah.”

Atau seperti ini, “Ah, gue besok mau aktif di rapat manajemen ah, biar kelihatan keren di depan manajer. Biar kelihatan alim di depan semua staff.” Nah, ini adalah sebagian sikap yang mengarah ke ujub (berbangga diri). Merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan kelebihan itu. Bagaimana cara menjaga hati dari ujub? Senantiasa rendah hati, merasa bahwa tiada pemberi kelebihan kecuali Allah, mengingat dosa dan azab dari Allah, serta berdoa agar terhindar dari rasa bangga berlebihan terhadap diri sendiri dan menganggap remeh orang lain. Astaghfirullah.

Bagian dari penyakit hati yang lain adalah iri hati (hasad). Biasanya mereka yang iri akan merasa bahwa dirinya lebih pantas mendapatkan nikmat ketimbang oranglain. Terkadang menyalahkan oranglain agar dirinya terlihat lebih baik. Contohnya begini, “Ah, gaya banget sih tuh bocah ngupload foto-foto tropi juara lomba ini dan jalan-jalan ke luar kota. Emangnya dia lebih hebat daripada gue?” Atau begini, “Ih, dia orang baru kok bisa ya langsung naik jabatan? Apa dia punya orang dalem? Si anu yang udah senior disini aja masih stagnan disitu-situ aja. Gue juga gitu. Argh!

Singkatnya, iri hati adalah susah melihat oranglain senang dan senang melihat oranglain susah. Bagaimana cara menjaga hati dari iri? Berusaha untuk berpikir positif dan berdoa kepada Allah agar terhindar dari penyakit ini. Mengetahui bahaya iri hati juga penting, diantaranya yaitu dapat merusak amal saleh, melenyapkan kebaikan, sekaligus memunculkan keburukan seperti merusak persahabatan dan ukhuwah.

Namun, perlu diketahui ada macam hasad (iri) yang diperbolehkan, namanya ghibtah, yaitu iri dengan amal kebaikan yang dilakukan orang lain sehingga mendorongnya melakukan kebaikan yang sama. Misalnya dalam hal membaca Al-Quran dan gemar bersedekah.

“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu (hasad kepada) orang-orang yang diberi kemampuan (membaca) al-Quran oleh Allah, lalu dia menegakkan (melaksanakan membaca) al-Quran baik diwaktu siang ataupun malam dan (hasad kepada) orang-orang yang diberi harta oleh Allah lalu dia infakkan baik diwaktu malam ataupun diwaktu siang“.(HR Muslim).

Penyakit hati lain yang tak kalah berbahayanya adalah riya‘. Dia adalah sifat yang menampakkan ketaatan (ibadah) kepada orang lain agar dilihat dan dipuji. Misalnya begini, “Ah, gue mau ngaji ah biar didenger sama mertua biar dianggap alim.” Atau begini, “Ah, gue mau sering sholat di masjid ah, biar gue dianggap baik sama tetangga.Naudzubillah.

Ini merupakan sifat yang bahaya karena merupakan salah satu bagian dari syirik kecil dan dapat menghapus amalan. Bagaimana supaya kita terjaga hati dari riya? Senantiasa menguatkan keutamaan ikhlas, mengingat akhirat, dan berdoa kepada Allah.

Jati ~ jaga hati, juga tentang menghindarkan diri dari sifat bohong, senantiasa jujur dan berprasangka baik pada ketetapan Allah. Selain itu, berbaik sangkapada sesama. Semoga Allah senantiasa memudahkan jalan kita untuk terhindar dari dosa-dosa kecil akibat penyakit hati ini. Mari kembali kita beristighfar. Memohon ampun kepada Allah.

Jadi, kita saling mengingatkan ya untuk menjaga hati. Masih ingat kata Aa Gym? Jagalah hati, jangan kau kotori. Jagalah hati, lentera hidup ini.

*disarikan dari catatan kajian pekanan di kantor*
Tangsel, 29 Mei 2017

Rizal Alfaoji Kusnain | @alfaoji

#30dwcjilid6 #squad2 #day13