Buya Hamka pernah berkata: “Kalau hidup sekadar hidup, babi hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja.” Dua kalimat itu sejatinya menohok kita sebagai manusia, yang hanya sekadar hidup atau sekedar kerja. Hidup yang sekedar hidup itu yang hanya makan, tidur, buang hajat, mencari hiburan, dan sebagainya. Begitu seterusnya sampai ajal menjemput. Lalu apa bedanya dengan babi hutan? Ya bedanya kita bisa sedikit bermain “cantik” dalam hidup karena ada akal.

Seharusnya akal itu yang bisa menjadikan hidup lebih bermakna. Resapi kata Chairil Anwar bahwa hidup sekali, berarti, lalu mati. Ada kata berarti, yang artinya bagaimana hidup kita berguna bagi orang lain dan sebagai wahana mengumpulkan amal, agar ada bekal menuju kekal nanti.

Kerja yang sekadar kerja itu jika setiap hari bekerja untuk mencari uang dan memenuhi kebutuhan hidup. Jika hanya seperti itu, lalu apa bedanya dengan kera? Terjebak pada ambisi duniawi, tanpa ada denyut ukhrawi yang mendetakkannya. Sebisa mungkin bagaimana kerja itu duniawinya dapat, ukhrawinya juga dapat. Rezeki yang didapat halal dan berkah. Kuncinya adalah mencari lingkungan kerja yang baik. InsyaAllah kita akan berbaur dengan orang-orang baik yang senantiasa memberi energi positif, yang tentu double tujuan: dunia dan akherat. Selain itu, kerja itu sebisa mungkin menumbuhkan sifat khairunnas anfauhum linnas ~ sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Jika hidup dan kerja kita masih ada kata sekadar, ada baiknya kita menata arah. Menyusun kembali tujuan atau target atau pencapaian hidup dalam jangka pendek dan panjang. Sertakan Allah dalam setiap kalimat target yang kita tuliskan. Sebisa mungkin arah-arah yang sedang kita tata itu senantiasa menuju pada satu arah: surga. Sejuk rasanya jika ada hembusan surga dalam tiap keputusan dalam hidup kita.

Apa langkah awal untuk menata arah? Baiklah. Mari renungkan sejenak, kita ini siapa? Berasal darimana? Sedang bekerja dimana? Apa konsekuensi jika kita memutuskan ini untuk itu? Jika harus bertahan, langkah apa yang diperlukan agar tidak sekadar hidup dan sekadar kerja? Bisa jadi itu adalah milestone untuk arah yang lebih baik. Semoga.

Tangsel, 22 Mei 2017

Rizal Alfaoji Kusnain | @alfaoji