”…anggaplah kamu adalah gelas kosong yang siap diisi dengan air yang menyegarkan.”

Kepada kamu yang sedang mencari-cari jati diri, peganglah satu hal, bahwa kebaikan akan benar-benar dinilai sebagai sebuah kebaikan apabila ada keikhlasan. Berjalan di atas cahaya kebaikan itu baik, tapi jika dengan itu kamu merasa paling baik itulah hal yang tidak baik.

Apalagi jika kamu membusungkan dada bahwa kamulah yang paling baik, lalu meremehkan orang lain, kemudian menampik kebenaran dari orang lain. Buanglah itu jauh-jauh, rendahkan dirimu di depan orang lain, selalu anggaplah kamu adalah gelas kosong yang siap diisi dengan air yang menyegarkan.

Kepada kamu yang selalu merasa paling baik, ingatlah bahwa yang menciptakan kebaikan adalah Allah. Prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, namun berusaha terus untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Tak perlu mengatakan bahwa dirimu ini lebih baik daripada yang lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).

Kepada kamu yang mencari-cari cinta sejati, peganglah satu hal, bahwa jodoh adalah cerminan diri. Jika kamu baik, maka (mudah-mudahan) teman hidupmu nanti juga orang baik. Namun, jika kamu tidak baik, maka bisa jadi jodohmu pun sama, kecuali jika Tuhan berkehendak lain. Bisa jadi Tuhan menghadirkan orang baik sebagai teman hidupmu agar kamu berubah menjadi manusia baik juga. Tak ada sesuatu yang tidak mungkin, maka berjuanglah mencari cinta dengan cara-cara yang baik.

Kepada kamu yang sedang berjuang menggapai impian, percayalah satu hal, bahwa apa yang kamu petik nanti adalah buah dari apa yang kamu perjuangkan. Pengorbanan akan senama dengan hasilnya. Apalagi jika dalam berjuang ada kekuatan doa yang membuat energi semakin kuat. Tak dipungkiri bahwa doa adalah senjata ampuh kita dalam merajuk sesuatu kepada Tuhan. Tempatkan diri sebagai hamba yang penuh dosa, banyak alpa, sering berbuat salah baik disengaja maupun tidak disengaja, bahkan sering pula berkata yang tidak pada tempatnya. Maka, merasa paling baik adalah ketidakbaikan paling tidak baik dari seorang manusia. Sebuah kedustaan bahwa dirinya merasa paling bersih, padahal banyak noda di sana-sini.

Kepada kamu yang sedang meniti jalan kebaikan, menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar adalah kunci segalanya. Merasa diawasi oleh-Nya adalah cara kita terlepas dari belenggu keburukan.

Dan, mengejar-ngejar uang, prestasi, bahkan orang yang dicintai dengan nafsu, akan membuat kita capek tiada hasil. Karena jika kita mengejar sesuatu, biasanya yang dikejar itu akan lari. Maka, ubahlah pandangan mengejar menjadi ikhtiar. Karena dalam kata itu sesungguhnya ada nafas ketuhanan. Yang membuat kita merasa hanyalah remah-remah tanah yang suatu saat akan lemah. Tak pantas merasa diri paling kuat, paling baik, atau paling bajik.

.

.

.

Tangsel, Mei 2018

Atas nama perjuangan,

Rizal Faoji Kusnain 😇