Cari

Memaknai Rasa

Karena Rasa Adalah Denyut Perjalanan Hidup Manusia

bulan

Mei 2017

Kita Indonesia, Kita Pancasila

Pernyataan Presiden Jokowi dalam Pekan Pancasila (29 Mei – 4 Juni 2017) ini semakin menegaskan bahwa kita adalah Pancasila. Dalam pernyataan yang diunggah dalam akun resmi social media-nya, presiden ketujuh Indonesia ini mengatakan bahwa, “Pancasila itu jiwa dan raga kita. Lanjutkan membaca “Kita Indonesia, Kita Pancasila”

Yuk, Kita Biasakan ‘Jamu Jati Janda’ (part 3)

Ketiga, janda ~ jaga pandangan. Ini bukan hanya tugas para jomblo lho. Yang sudah lepas dari status jomblo, juga wajib menjaga pandangan. Menundukkan pandang dari yang haram dipandang.

Allah berfirman: Lanjutkan membaca “Yuk, Kita Biasakan ‘Jamu Jati Janda’ (part 3)”

Yuk, Kita Biasakan ‘Jamu Jati Janda’ (part 2)

Kedua, jati ~ jaga hati. Menjaga hati artinya membentengi hati dengan iman-taqwa dan menjauhkan diri dari penyakit hati. Lanjutkan membaca “Yuk, Kita Biasakan ‘Jamu Jati Janda’ (part 2)”

Yuk, Kita Biasakan ‘Jamu Jati Janda’ (part 1)

Pernahkah kita mempunyai teman atau sanak saudara atau kerabat atau rekan kerja yang terkadang menyakiti perasaan kita? Lanjutkan membaca “Yuk, Kita Biasakan ‘Jamu Jati Janda’ (part 1)”

Cinta itu Menggenapkan

Apakah cinta berarti nafsu? Bisa jadi,  jika apa yang dijalani adalah tentang menjalin dua hasrat. Mengikatnya sementara, lalu memutuskan sewaktu-waktu dengan begitu saja. Lanjutkan membaca “Cinta itu Menggenapkan”

Melati untuk Tuan Guru

Di pangkuan ibu pertiwi, tuan itu menangis. Air matanya yang menyungai itu mengajakku berbicara.

Ini zaman gobal-gabul bukan era jadul. Lanjutkan membaca “Melati untuk Tuan Guru”

Menyembuhkan Luka Kampung Melayu

Media kembali mengabarkan sebuah duka bangsa: Kampung Melayu terluka. Dilukai oknum berbalut terorisme. Peristiwanya terjadi pada malam hari kemarin, Rabu (24/5). Sejenak saya teringat dengan film Tiga: Alif Lam Mim, di mana dalam film tersebut ada isu sensitif yaitu terorisme. Dalam film tersebut ada adegan Lanjutkan membaca “Menyembuhkan Luka Kampung Melayu”

Menata Arah (1)

Buya Hamka pernah berkata: “Kalau hidup sekadar hidup, babi hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja.” Dua kalimat itu sejatinya menohok kita sebagai manusia, yang hanya sekadar hidup atau sekedar kerja. Hidup yang sekedar hidup itu yang hanya Lanjutkan membaca “Menata Arah (1)”

Membahagiakan Reformasi dengan Reformasi Diri

Tanggal 21 Mei 2017 ini adalah 19 tahun yang lalu, dimana sebuah keputusan bersejarah diumumkan. Bertempat di Istana Merdeka, Soeharto menyatakan mundur dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden BJ Habibie. Sejak saat itu, Bapak Pembangunan Indonesia lengser. Ya, peristiwa tersebut adalah puncak dari berbagai macam pergolakan atau demonstrasi yang terjadi selama Mei 1998 bahkan di bulan-bulan dan tahun-tahun sebelumnya. Inisiatornya adalah segenap aktivis pergerakan dan mahasiswa, salah satunya Amien Rais yang kita kenal sebagai Bapak Reformasi. Alasannya hanya satu: Lanjutkan membaca “Membahagiakan Reformasi dengan Reformasi Diri”

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑